Cancel culture ini udah lengket banget di mayoritas
masyarakat kita. Sebelumnya aku mau bahas dulu apa sih cancel culture itu? Hal
ini merupakan keadaan dimana kita selalu menganggap setiap kali seseorang
melakukan kesalahan ya seumur hidupnya dia salah, dia buruk dan lain sebagainya
pokoknya kalau udah negative ya terus aja tetep negative pandangan orang tuh.
Honestly, sometimes i get annoyed with this kind of thinking.
Walaupun aku sadar kita sebagai manusia memang sering
kali memiliki pemikiran seperti ini seolah sudah terprogram, ya tapi janganlah
kita menormalisasi hal yang buruk semacam ini, dan lebih parahnya lingkungan
pendidikan di negara kita sangat lengket dengan budaya semacam ini. I think you
feel what I feel, aku gak tahu persis apa semua sekolah di Indonesia sama atau
tidak dalam hal ini. tapi yang aku tahu di kebanyakan sekolah ketika ada murid
yang di cap kurang dalam hitungan atau agak lambat mereka sering di cap bodoh
bahkan banyak guru enggan untuk dekat dengan murid itu. Atau juga ketika orang
pernah mencuri sekali seumur hidupnya terus saja mendapat cap sebagai pencuri
ya walaupun kita tahu misalkan dia tidak pernah lagi mengulangi hal buruk itu.
Bahkan parah nya lagi di negara kita sering
banget melakukan cancel culture terhadap orang orang yang sebenarnya kita gak
kenal, kita Cuma tahu dari media sosial yang belum jelas tuh kebenarannya
gimana tapi dengan mudahnya kita nge cap buruk dan jatohnya jadi HATE
SPEECH. Gak jarang nih aku ngelihat banyak banget perdebatan di kolom
komentar yang isinya nyinyirin orang lain yang mereka sendiri gak kenal secara
langsung. Komentarnya itu gak jarang banget pedes pedes kaya gini
misalnya “haha so alim padahal dulu terkenal banget tuh jadi pelakor,
pura pura hijab ya cari sensasi padahal dulu nakal banget” dan masih
banyak lagi komentar orang yang kesannya mereka menganggap manusia tidak bisa
berubah. Padahal manusia itu diciptakan untuk melakukan pertumbuhan artinya
perubahan jadi jangan heran ketika orang lain melangkah menjadi lebih baik
jangan malah di cemooh justru kita harus ulurkan tangan karena jika kita malah
mengejek itu menggambarkan diri kita lebih buruk dari orang yang kita ejek.
Pernah juga mikir gak bahwa apa yang kita lontarkan di
media sosial itu berpotensi menghancurkan mental seseorang. Sedangkan kita
sebagai pencemooh itu tidak lain dan tidak bukan hanya sebatas pengecut yang
beraninya bersembunyi dibalik akun sosial media dan beranggapan toh gak
akan ketemeu juga sama orang yang kita hina itu. To be honest aku ngerasa
sedih banget dengan keadaan negara kita yang kaya gini karena ini udah parah
banget jiwa jiwa saling menyakiti dan banyak diantara kita yang mentalnya udah
gak sehat. Negara yang katanya menjunjung tinggi kekeluargaan dengan
istilah GOTONG ROYONG tapi justru lebih sadis dari negara yang
individualis.
Konklusi yang aku dapat dari permasalahan sosial
dilingkungan kita ini adalah perlu banget adanya jiwa jiwa muda yang mau
membantu untuk menyehatkan kembali mental dan pola pikir negara kita. Kita
membutuhkan penggerak untuk hal ini, kita butuh orang yang mau bersuara untuk
menegakan perbaikan mental kita ini. Aku Cuma gak kebayang aja kalau terus
saling mencaci lantas kedepannya mau jadi apa wajah negara kita? Apa
mau kita hidup sengsara dengan mental yang sangat hancur luar biasa?. Jadi
kita berharap BLOG ini mampu menjadi media meditasi dan renungan untuk membantu
memulihkan mental sehat untuk generasi bangsa kedepannya. Jangan lupa terus
aplikasikan setiap poin positif yang kalian dapatkan dari hasil membaca blog ini.
pasti sulit tapi jangan menyerah untuk mencoba. hidup itu penuh ujian jadi
jangan pernah lelah untuk terus belajar menjadi kalian yang lebih baik di masa
depan. STOP CANCEL CULTURE.
1 Please Share a Your Opinion.:
Click here for Please Share a Your Opinion.baru liat nih blog yang kaya gini, ditunggu postingan terbarunya min
Ingat, Jiwa Millennial selalu berkomentar dengan sikap membangun ConversionConversion EmoticonEmoticon