Krisis Generasi Berpikir Kritis, Menggurita Opini Tanpa Isi

 
Ada masalah dikit langsung hebo di SOSMED, bikin kubu pro dan kontra, pasang status dengan opini masing-masing, tapi kalau bertemu semua saling bungkam, lupa akan apa yang sudah dilontarkan di media sosial.

Sadar atau tidak, masalah ini masih mendarah daging di negara kita. Kita terlalu termakan oleh suasana, kalau ada info yg viral langsung ikut ikutan viral juga, if you ask me, is that a good thing or not?, aku pasti jawab "BAGUS KOK". But wait, perlu digaris bawahi, ikut viral dengan suatu info itu bagus, tapi harus kita cari tahu sampe dalem dulu infonya.., gimana ?, jangan sampai kita ikut viral dengan membawa opini yang salah. Apalagi bikin opini yang memang kurang dicerna dulu mentahannya, jatuhnya kaya hoax, bikin pertengkaran dan ujung ujungnya, sama aja kaya menurunkan kualitas berpikir kita.

Artikel kali ini, bertujuan untuk meluruskan keramaian yang terjadi, karena keputusan sistem LTMPT untuk penerimaan mahasiswa. Karena sistem tersebut membuat adanya kubu-kubu tertentu, yang aku sendiri bingung tujuan bikin kubu itu buat apa ??.

Inti permasalahan yang aku tangkap ,semua itu didasari oleh kesalah pahaman dan kurangnya memahami setiap info yang sudah pemerintah lontarkan. Jadi timbul istilah kaya gini " ya kalau tes nya cuma TPS sih aku mending ikut UTBK lagi, bisa dong anak ips masuk kedokteran, apaan cuma TPS enak banget" dll lah. Ini adalah contoh kalimat yang terlontar dari tanggapan generasi muda terhadap sistem pemerintah. Jujur aku agak sedikit gak suka dengan hal ini, dan itu sangat mengganggu sekali, karena kalimatnya terlalu merendahkan. 

Aku disini bukan menjadi bagian dari pro atau kontra, aku cuma pengen meluruskan aja, agar tidak ada lagi percekcokan gak jelas, yang membanjir meda sosial ini. Gini ya, pemerintah bikin keputusan itu atas perundingan, atas kesepakatan, dan tentu pemikiran yang matang dengan penuh pertimbangan. Sekarang ujian cuma TPS aja tanpa saintek/soshum, kalau kalian jeli itu adalah bentuk sistem yang lebih ketat dari sebelumnya, kalau disadari ini lebih sulit dibanding tes sebelumnya, kenapa sulit?. Ya karena semua orang pasti berpikir ini peluang untuk lulus lebih matang, semua orang pasti ingin usaha abis abisan, bayangin aja dulu dengan ada fisika, kimia dan kawan-kawannya saja, manusia ambis itu banyak, apalagi dengan bentuk soal yang menghilangkan fisika dkk yang katanya sulit. Pasti tuh kaum ambis makin membanjir. Jadi jangan pernah remehkan sistem yang baru, karena ini lebih sulit dan ketat.

At the end, kita sebagai generasi muda jangan lagi membiasakan ribut dengan opini mentahan, kita memang negara bebas opini atau ada HAM, tapi tolong sebelum beropini, pikirkan semua matang matang, cari info sedalam dalamnya. Intinya tajamkan pemikiran kritis, jangan membuat opini yang tanpa isi dengan menggurita. Kita sudah ada di fase krisis pemikiran kritis, ayo asah lagi. Indonesia masih berkembang dan perlu maju, jadi sehatkan mental dan pikiran, jangan biarkan membeku dengan keburukan. Semua perlu proses jadi perbaiki secara perlahan, namanya kebiasaan sulit diubah, tapi bukan berarti gak bisa berubah. Semangat gerenasi milenial salam kitamillennial.

Apapun bentuk ujiannya, itu tetap ujian, semua tetap perlu persiapan, ingat!!!, yang pintar tidak akan sombong , yang sombong itu belum tentu pintar. Jadi daripada sibuk so pintar!!!, mending sibuk persiapan.


Previous
Next Post »

Ingat, Jiwa Millennial selalu berkomentar dengan sikap membangun ConversionConversion EmoticonEmoticon