Sebagian
besara dari kalian, pasti pernah mendengar kisah Hachiko, anjing yang
setia menunggui pemiliknya di Stasiun Shibuya, Jepang, selama 10 tahun. Si
anjing tak pernah tahu, sang pemilik sebenarnya telah meninggal dunia dan tak
akan pernah menemuinya lagi.
Namun, kisah
serupa yang terjadi di Banjarbaru, kalimantan selatan. Ini tidak dialami seekor
anjing, melainkan seorang lelaki berusia 20 tahun, Si lelaki menunggui
kekasihnya yang tak pernah ada kabar selama 1 tahun setelah kepergiannya ke
kota yang dijuluki kota kembang atau bandung namanya.
Cerita sedih
ini berawal saat aku (fajri), si lelaki, masih berusia 16 tahun. Ketika itu,
aku jatuh cinta dengan seorang gadis lia namanya, teman satu sekolah, dan kita berjanji
untuk pergi kencan ke sebuah tempat. Ya maklum namanya anak SMA masih
alakadarnya, tapi semua terasa manis dan lucu kalau diingat.
Aku dan sang
gadis pujaan sepakat untuk saling setia tanpa peduli seberapa besar
rintangannya. Alasan aku mengungkapkan janji itu, karena ini sudah dibangku
kelas 12, artinya sebentar lagi kita akan lulus. Syukur kalau satu universitas,
tapi nyatanya kita beda kota dan beda universitas. Dia memilih kota kembang
sementara aku memilih kota metrapolitan. Jarak memang bukan masalah bagiku,
tapi entah bagaimana menurut lia kekasihku.
Hari yang
ditakutkan pun juga akhirnya, harapku hanya berpisah kota, tapi tidak dengan
perasaannya. Satu bulan pertama semua masih baik baik saja, sampai di bulan kedua,
lia tiba tiba sulit dihubungi, selalu bilang sibuk bahkan dihari libur
sekalipun. Kalau dipikir-pikir aku juga sibuk, tapi masih bisa meluangkan waktu
untuk prioritasku lia, tapi kok lia gak bisa?. Pemikiran negatif semua
terlintas dipikiran aku, gak ada satupun hal positif yang terlintas dipikiran
aku mengenai lia.
Selama enam
bulan aku terus menanyakan kabar,terus mengirimkan pesan di whatsapp
pribadinya, namun tak kunjung ada jawaban, sampai di satu titik parah nya lia
"MEM-BLOCK" akun milik ku. Aku bingung entah dimana salah ku. Sempat
ingin hancur tapi aku masih teguh untuk mengejar impianku. Ternyata cinta
memang sakit, tapi aku harus bangkit.
Enam bulan
berlalu, tiba akhirnya liburan semester yang kutunggu. Tujuan utamaku bukan
pergi ke kampung halaman milikku, tapi menemui lia sang kekasih yang belum tahu
kejelasan dan kelanjutan kisah cintanya. Aku mencari kabar lia dari teman
temannya, mulai tempat tinggal dan tempat tongkrongan. Aku dengan penuh
semangat menyiapkan kejutan terindah yang pernah aku rancang, karena aku tau,
kita sudah hampir 1 tahun tidak bertemu, sejak berada dibangku kuliah. Aku
harap semua akan jelas, aku harap lia memang benar-benar sibuk belajar, bukan
mengejar pria lain.
Saat aku
tiba di tempat tinggal lia, hal paling mengejutkan yang pernah aku rasakan, lia
sedang jatuh dipeluk seorang laki-laki yang asing dimataku, hancur!!!, ya... hanya
itu yang ku rasakan. Kekasihku berada dipelukan laki-laki lain, bahkan
aku tak pernah melakukan itu pada lia, karena aku menghormati lia, sebagai
seorang wanita.
Saat itu
kupikir lia akan mengejar dan menjelaskan semuanya padaku. tapi faktanya, dia
justru mengusirku seolah membenciku dan mengatakan bahwa aku mengejar-ngejar
dia. Padahal faktanya aku kekasih dia sedari di bangku SMA.
Cukup sudah
sakit yang aku rasakan kala itu, aku berusaha sekuat tenaga untuk menghapuskan
wanita jahat dia. Kurasa karma memang ada, hanya tinggal menunggu waktu saja,
sudahlah biarkan saja, daripada aku tersiksa karena rasa cinta ini, lebih baik
aku akhiri semua dan membuka kehidupan baru dengan wanita lain dimasa depan,
yang mungkin tidak sebiadab dan sejahat lia.
1 Please Share a Your Opinion.:
Click here for Please Share a Your Opinion.Ok
Ingat, Jiwa Millennial selalu berkomentar dengan sikap membangun ConversionConversion EmoticonEmoticon